Minggu, 01 Juli 2012

IBU

IBU

ibu...
engkau tanggung derita demi derita saat mengandungku
tak pernah kau pedulikan nasib dirimu
... kau jadikan tubuhmu sebagai pelindungku
kau rela berikan separuh hidupmu untuku...untuk anakmu
kau hidupkan semangatku dengan cinta kasihmu
kau bangun masa depanku dengan keringat dan doa suci mu
itu
tuhan selalu mencatat setiap kebaikan dalam hembus
nafasmu
ketika aku menangis dalam takut
ketika aku resah dalam belenggu
Ketika aku merasa kesepian
dan ketika aku terhempas terjatuh. dan sakiti
engkaulah yang selalu ada di sampingku
memelukku dengan erat dan mengusap kepalaku membuat
aku merasa nyaman dan damai
kini aku telah dewasa...
inilah anakmu yang kau timang dahulu
ingin ku balas semua jasa jasamu..
namun semua itu takkan pernah terbalas sampai kapanpun
ingin ku tumpahkan air mataku di bawah telapak kakimu
Mencuci kakimu dengan air mata cinta
dan bersimpuh di hadapanmu ibu
kurangkai kata maaf dari lubuk hati terdalam untukmu
saat ku teringat semua kesalahanku di masa lalu
yang sering buatmu bersedih
Yang sering buatmu menangis
Yang sering membuatmu kecewa
maafkanlah aku
atas semua kesalahanku ibu
mungkin hanya doa yang selalu ku panjatkan untukmu
untuk semua pengorbanan kasih dan sayang
serta cinta yang tulus padaku
ya allah..terimakasih atas semua anugrah yang paling
terindah yang engkau berikan pada kami
Iindungilah ibu ku
lindungilah orang tuaku
lindungilah keluarga kami
Semoga kami selalu bahagia
Baik di dunia dan di akhirat
Amin

Ibu melahirkan kita sambil menangis kesakitan. Masihkah Kita menyakitkan-nya? Masih mampukah kita tertawa melihat penderitaan-nya? Mencaki maki-nya? Melawan-nya? Memukul-nya? Mengacuhkan-nya? Meninggalkan-nya? Ibu tidak pernah mengeluh membersihkan kotoran kita waktu masih kecil, Memberikan ASI waktu kita bayi, Mencuci celana kotor kita, Menahan derita, Menggendong kita sendirian. SADARILAH bahwa di Dunia ini ga da 1 orang pun yang mau mati demi IBU, tetapi….. Beliau justru satu-satunya orang yang bersedia mati untuk melahirkan kita…. Love u mOm

Sesungguhnya jasa orang tua
kita tidak terhitung
banyaknya. Ibu kita
mengandung selama 9 bulan
kemudian melahirkan kita
... dengan resiko nyawa melayang. Ketika kita masih
bayi tak berdaya, mereka beri
kita minum dan makanan.
Ketika kita buang air, tanpa
jijik mereka membersihkan kita
dengan penuh cinta. Kita diberi pakaian dan juga pendidikan.
Mereka sabar menghadapi
kemarahan kita, rengekan,
kenakalan, bahkan mungkin
ketika kita masih kecil/balita
pernah memukul mereka. Mereka tetap mencintai kita. Jadi
jika kita merasa kesal
dengan mereka, apalagi jika
mereka begitu tua sehingga
kelakuannya kembali seperti
anak-anak, ingatlah kesabaran mereka dulu ketika menghadapi
kita. Bagi yang
sudah memiliki anak tentu
paham tentang kerewelan
anak-anak yang butuh
kesabaran yang sangat dari orang tua. Adakah kita mampu
membalasnya? Bahkan
seandainya orang tua kita tak
berdaya sehingga untuk buang
air kita yang
membersihkannya, itu tidak akan sama. Orang tua
membersihkan kita dengan
penuh cinta dan harapan agar
kita selamat dan panjang
umur. Sementara si anak
ketika melakukan hal yang sama mungkin akan merengut
dan bertanya kapan “ujian”
itu akan berakhir. Begitulah.
Seperti kata
pepatah, “Kasih anak
sepanjang badan, kasih ibu sepanjang jalan” Tidak bisa
dibandingkan. Oleh karena itu
hendaknya
kita berbakti pada orang tua
kita. Minimal kita mendoakan
mereka...


“Nak ... masih ada uang ? Masih cukup berasnya ? Nak...yang kami fikirkan adalah dirimu bisa sukses, tercukupi kebutuhan di negeri seberang, tak perduli kami makan apa disini...Yang kami harapkan adalah dirimu berhasil. Kami sama sekali tak pernah memikirkan balasan apa yang akan dirimu berikan. Tidak pernah nak. Maka selalulah ingat kami disini, ingat bahwa ada orangtuamu yang sedang bekerja kera...s untuk mu. Untuk melihatmu bahagia. Jangan sia-siakan usaha kami. Kami tak ingin dirimu punya masa depan seperti kami. Kami ingin kamu lebih baik dari kami”.

Itulah ibu. Sadar atau tidak sadar, kita membawa sebuah harapan besar di pundak kita darinya. Harapan yang kemanapun kita pergi akan selalu menyertai kita. Namun terkadang, harapan itu kita lupakan. Kita terlena dengan rayuan manis dunia kita sekarang. Kita jatuh tersungkur di depan lutut kesia-siaan.Kita tertidur dalam dongeng kepalsuan. Kita lupa, bahwa jauh di luar sana, ada seorang perempuan yang selalu memanjatkan doa untuk anaknya, wajahnya yang selalu terbasahi oleh air mata pengharapan, selera makan yang kadang tak segairah jika ia makan bersama anaknya, bahkan mungkin perut yang jarang terisi karena khawatir anaknya mengalami kekurangan.

Kita lupa bhwa jauh di luar sana, ada seorang perempuan yang tidak nyenyak tidurnya, memikirkan apakah anaknya baik-baik saja, kedinginan, sakit. Sedih jika melihat anak tidak nyenyak tidurnya, memikirkan apakah anaknya baik-baik saja, kedinginan, sakit. Sedih jika melihat anak tetangganya sudah selesai dari masa studinya, dan brkata” ya Rabb, akankah aku melihat anakku tersenyum sepertinya?Akankan anakku menggapai masa depannya? Aku takut ya Rabb, kalau-kalau anakku terjatuh di jurang kesesatan”.

Bahkan mungkin kita hanya akan menghubungi ibu ketika kita punya keperluan, sementara untuk menanyakan “ Apa kabar bu? Sehat atau sakit kah ibu ? Baik-baikkah ibu di rumah?” kita berfikir seribu kali. Sungguh durhaka diri kita ini.
Setiap kita akan pulang ke rumah, sang Ibu telah siap dengan penantiannya di depan pintu. Menanti kedatangan anaknya, siap mendengarkan kisah dari anaknya. “Nak mau makan apa nak “ mau minum apa nak “, sebuah pertanyaan yang tak pernah asing kita dengar ketika kita di sampingnya setelah sekian lama tak bersamanya.

Saudaraku...
Berfikirlah...Jangan biarkan air mata ibu jatuh begitu saja ...
Kumpulkanlah air mata itu, kemudian gantilah dengan air mata kebahagiaan kelak
Seorang ibu tidak pernah mengharapkan balasan apapun dari anaknya. Akan tetapi yang ia nantikan dan yang ingin ia lihat adalah, anaknya sukses.

Jadikan ibu tersenyum bahagia di akhirat kelak, karena memiliki anak yang telah membuatnya bangga .

“ Salah satu amalan yang akan terus mengalir adalah anak yang shaleh yang selalu mendoakan orangtuanya”
Jadilah anak yang shaleh
LOVE YOU MY MOM

1 komentar:

  1. Best 5 Casinos in Milwaukee, WI
    › maps › 김해 출장마사지 casinos-in-mn › maps 세종특별자치 출장마사지 › casinos-in-mn 제천 출장마사지 The Top 5 Casinos in Milwaukee, Wisconsin · 1. Casumo Casino 군산 출장샵 · 2. 888 Casino · 3. 부천 출장마사지 Grand Casino · 4. 888 Casino.

    BalasHapus