“Kau
adalah miliknya dan kepadanyalah kau kembali,Sampai bertemu brader d’alam sana
nanti....” (Bondan prakoso fade2black - rip (rhyme in peace))
KISAH
CINTA PENDERITA LEUKEMIA (kanker darah)
Betapa hancurnya hari ini!!! Matahari terasa gelap, langit mendung sama seperti jiwa yang sedang aku rasakan. Tuhan memberikan cobaan terberat dalam hidupku ketika aku dinyatakan positif mengidap penyakit LEUKEMIA. Dokter mengatakan aku mengidap penyakit LEUKEMIA stadium 4. Aku tak tahu harus berbuat apa, tak ada lagi pikiran untuk melangkah ke depan.
Dari hasil pemeriksaan, penyakit tersebut sudah menyerang ke dalam tubuh dengan cepat dan aku dinyatakan akan bertahan hidup selama 6 bulan lagi. Berhari-hari aku mengunci diri di kamar untuk menenangkan diri dari kenyataan ini. Hubungan yang aku jalin selama 5 tahun bersama kekasihku, Ratu kandas setelah mengetahui bahwa aku telah terkena penyakit LEUKEMIA. Lengkap sudah penderitaanku!! Sebulan lamanya aku berdiam diri di rumah, hanya ibuku yang selalu memberiku motivasi untuk tidak menyerah dalam hidup ini. Ibu mengatakan bahwa tak ada yang mustahil di dunia ini, meski penyakitku tak dapat disembuhkan namun jika Tuhan berkehendak lain, keajaiban akan datang menyembuhkan penyakitku ini.
Memang ucapan itu membuatku tenang, namun hanya sementara saja!! Padahal hidupku saat ini bisa dibilang tidak kekurangan, hidupku yang baru berumur 20 tahun ini selalu dipenuhi jika aku menginginkan sesuatu. Aku berkata kepada Tuhan, “Jika ini jalan untukku, aku akan siap menerimanya dengan ikhlas. Namun satu permintaanku sebelum aku tiada, aku ingin merasakan pernikahan dengan seorang gadis yang mau menerimaku dengan kondisi seperti ini.” Ternyata perkataanku tadi, tak disengaja didengar oleh ibuku di balik pintu tanpa sepengetahuanku. Mendengar ucapanku tadi, Ibuku tak kuasa menahan tangis dan ingin sekali mengabulkan permohonanku itu.
Betapa hancurnya hari ini!!! Matahari terasa gelap, langit mendung sama seperti jiwa yang sedang aku rasakan. Tuhan memberikan cobaan terberat dalam hidupku ketika aku dinyatakan positif mengidap penyakit LEUKEMIA. Dokter mengatakan aku mengidap penyakit LEUKEMIA stadium 4. Aku tak tahu harus berbuat apa, tak ada lagi pikiran untuk melangkah ke depan.
Dari hasil pemeriksaan, penyakit tersebut sudah menyerang ke dalam tubuh dengan cepat dan aku dinyatakan akan bertahan hidup selama 6 bulan lagi. Berhari-hari aku mengunci diri di kamar untuk menenangkan diri dari kenyataan ini. Hubungan yang aku jalin selama 5 tahun bersama kekasihku, Ratu kandas setelah mengetahui bahwa aku telah terkena penyakit LEUKEMIA. Lengkap sudah penderitaanku!! Sebulan lamanya aku berdiam diri di rumah, hanya ibuku yang selalu memberiku motivasi untuk tidak menyerah dalam hidup ini. Ibu mengatakan bahwa tak ada yang mustahil di dunia ini, meski penyakitku tak dapat disembuhkan namun jika Tuhan berkehendak lain, keajaiban akan datang menyembuhkan penyakitku ini.
Memang ucapan itu membuatku tenang, namun hanya sementara saja!! Padahal hidupku saat ini bisa dibilang tidak kekurangan, hidupku yang baru berumur 20 tahun ini selalu dipenuhi jika aku menginginkan sesuatu. Aku berkata kepada Tuhan, “Jika ini jalan untukku, aku akan siap menerimanya dengan ikhlas. Namun satu permintaanku sebelum aku tiada, aku ingin merasakan pernikahan dengan seorang gadis yang mau menerimaku dengan kondisi seperti ini.” Ternyata perkataanku tadi, tak disengaja didengar oleh ibuku di balik pintu tanpa sepengetahuanku. Mendengar ucapanku tadi, Ibuku tak kuasa menahan tangis dan ingin sekali mengabulkan permohonanku itu.
Esok harinya, mengingat
perkataanku tadi malam, ibuku berencana untuk mencari wanita cantik yang
dibayar untuk berpura-pura menjadi kekasihku tanpa sepengetahuanku. Ibu telah
mendapatkan wanita cantik itu dan wanita itu bernama putri, 19 tahun. Putri
datang ke rumahku dan mengaku bahwa ia adalah anak teman ibunya yang disuruh
ibunya untuk memberikan sebuah baju pesanan untuk ibuku. Tak lama kemudian, Ibu
memanggilku dan menyuruhku untuk mengantarkan putri pulang karena hari sudah
malam. Aku terima saja tanpa mencurigai maksud dari ibuku tadi. Aku pun
berkenalan dengan putri dan mengantarkannya pulang. Selama perjalanan, aku
bicara banyak dengan putri tidak termasuk penyakitku ini. Sesampainya di rumah
putri, lalu putri mengucapkan terima kasih sambil memberikan nomor teleponnya
padaku.
Sesampainya di rumah, putri pun mengirim pesan kepadaku
untuk menanyakan apakah aku sudah sampai di rumah atau belum. Waktu ke waktu,
aku mulai merasa nyaman dengan putri. Selain cantik, putri juga seorang wanita
yang sangat baik dan perhatian. Tentang penyakitku ini, aku belum berani untuk
mengatakannya kepada Putri, karena aku takut jika Putri mengetahui hal ini,
Putri akan menjauh dariku. Esok harinya, Putri mengajakku untuk pergi
berjalan-jalan ke sebuah pusat pertokoan. Sesampainya disana, kami berdua pergi
ke sebuah restoran kecil dan makan siang disana. Setelah makan, kami berdua
berbincang dahulu sambil beristirahat disana selepas berjalan-jalan. Pada
perbincangan itu, Putri mengatakan jika ia sudah mengetahui tentang penyakitku
ini dari ibuku. Jelas aku kaget mendengarnya dan mengira jika putri tak ingin
lagi mendekatiku.
Ternyata, Putri tak menghiraukan masalah penyakitku ini dan
ia berkata bahwa ia akan tetap bersamaku meski aku telah mengidap penyakit LEUKEMIA. Aku tak mengira, jika di
dunia ini masih ada wanita cantik yang mau berteman denganku ini. Bebanku
terlepas selama ini untuk merahasiakan penyakitku ini kepada Putri dan hubungan
kami pun menjadi semakin dekat. Akhirnya, aku nyatakan perasaanku kepada Putri
di rumahku bahwa aku mencintainya. Ucapanku tadi, membuat putri sejenak
berpikir dan berdiam diri. Dalam hati, betapa bodohnya aku mengungkapkan
perasaanku ini!! Mana mau Putri denganku yang mempunyai penyakit mematikan ini.
Tak lama kemudian, Putri berkata kepadaku bahwa ia
merasakan hal yang sama denganku bahwa putri juga telah mencintaiku. Hidupku
serasa hidup kembali dan ternyata Tuhan telah memberikan jalan untuk permohonan
terakhirku ini. Kami pun menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih yang
bahagia. Mengingat hidupku yang tinggal 4 bulan lagi, aku ingin mengajak Putri
untuk menikah denganku meski nantinya aku tak dapat menyentuhnya karena
penyakitku ini. Yang penting, menurutku pernikahan adalah hidup yang sempurna
di dunia ini sebelum masa hidupku habis.
Tugas yang diberikan Ibuku kepada putri, dilaksanakan
dengan baik. Ibuku berkata kepada putri, bahwa ia akan membayar lebih kepada
putri jika ia melakukan tugasnya sampai masa hidupku telah habis dan masih
menjadi kekasihku. Ucapan tersebut, terdengar saat aku sedang membawakan minum
untuk putri. Mendengar perkataan tersebut, jelas aku kecewa dan sangat kesal
terhadap ibuku yang telah membohongiku selama ini. Ternyata itu adalah
perbuatan ibuku yang menyuruh Putri untuk berpura-pura menjadi kekasihku!!
Dengan cepat aku menghampiri mereka yang sedang berbincang-bincang di ruang
tamu. Dengan muka marah, aku bilang kepada ibuku “Bu, apa maksud semua ini?
Mengapa ibu melakukan ini semua?”. Ibu dan Putri terlihat sangat kaget dan
panik saat aku berkata seperti itu. Mereka hanya diam, menundukkan kepala dan
tak menjawab sepatah kata pun pertanyaan yang aku berikan. “Mengapa kalian
semua diam?”, tambah aku dengan nada menyentak.
Akhirnya Ibu menjawab, bahwa ia tak sengaja mendengar
pembicaraanku dahulu kala yang menginginkan pernikahan sebagai permohonan
terakhirku.Ibu tak tega mendengarnya dan tidak bermaksud untuk menyakiti hati
aku. Ibu hanya mengira bahwa wanita mana yang mau dengan lelaki berpenyakit
seperti aku ini, maka dari itu Ibu mencari seorang wanita agar aku bisa
bahagia. Sementara itu, Putri hanya terdiam dan terlihat merasa bersalah. “Jadi
selama ini kamu hanya mempermainkan aku dan tentang hubungan yang kita jalani
ini sebenarnya hanya kebohongan saja?” Tanya Aku kepada Putri. Putri berusaha
menjelaskan, namun aku tak ingin mendengarkan penjelasannya. Bagiku, semua ini
sudah cukup jelas!! AKu bergegas pergi meninggalkan mereka dan keluar dari
rumah.
Putri berusaha mengejarku
dan memberikan penjelasan. Putri berkata “Aku minta maaf sebelumnya. Memang
benar jika aku telah disuruh ibumu untuk berpura-pura menjadi kekasihmu.
Awalnya memang aku jalani ini dengan semua kebohongan, tapi percayalah jika aku
sekarang benar-benar mencintaimu dengan tulus apa adanya!!! Aku akan selalu
berada disampingmu.”
Mendengar jawaban tadi, aku bingung harus percaya atau tidak. Karena aku takutkan jika itu hanya akal-akalan putri agar aku bisa lebih tenang. Aaahh..itu pasti akal-akalan dia saja!! Tanpa banyak bicara, aku menghiraukan Putri dan pergi meninggalkannya. Sambil pergi, Putri berteriak “Kamu boleh tidak percaya dengan perkataanku tadi, yang jelas aku akan buktikan semua ini kepada kamu!!”
Mendengar jawaban tadi, aku bingung harus percaya atau tidak. Karena aku takutkan jika itu hanya akal-akalan putri agar aku bisa lebih tenang. Aaahh..itu pasti akal-akalan dia saja!! Tanpa banyak bicara, aku menghiraukan Putri dan pergi meninggalkannya. Sambil pergi, Putri berteriak “Kamu boleh tidak percaya dengan perkataanku tadi, yang jelas aku akan buktikan semua ini kepada kamu!!”
Sesampainya di rumah, Ibuku memohon-mohon kepadaku untuk
memaafkan atas sikapnya. Aku dengan perasaan yang sudah sedikit tenang
berbicara “Sudah bu…semua ini bukan salah Ibu. Ini salahku yang mempunyai
permohonan aneh seperti itu. Sudahlah tak usah dipikirkan lagi bu, aku
baik-baik saja.”
Keesokan harinya,,aku terbangun dari tempat tidurku yang
berantakan sekali. Saat aku membuka pintu kamar, aku terkejut melihat Putri
yang sudah berada di depan kamarku. Dengan muka yang seolah-olah tidak ada
masalah, Putri mengajakku untuk berjalan-jalan ke sebuah taman yang letaknya
tak jauh dari rumahku. “Mau apalagi kamu kesini?” ujar aku sambil pergi ke
kamar mandi.`Sampai aku keluar kamar mandi, Putri masih berdiri di depan
kamarku. “Masih berani juga ya kamu menginjakkan kaki di rumahku? Sekarang
pergi dari sini dan jangan pernah kembali lagi!!” ujar Aku dengan nada yang
menyentak. Putri berkata “Aku tidak akan pergi sebelum kamu memaafkan aku dan
percaya jika aku benar-benar tulus mencintai kamu.” Saat itu, aku muak dengan
penjelasan Putri dan langsung menyeretnya keluar dari rumahku.
Tak lama kemudian, Hujan mengguyur sangat deras sekali. Cuaca terasa sangat dingin dan aku bergegas untuk menutup jendela yang masih terbuka lebar. Saat aku menutup jendela tersebut, tak sengaja aku melihat Putri sedang kehujanan dan berdiam diri di depan jendelaku. Putri berkata “Aku akan menunggu kamu sampai kamu mau memaafkan aku.” Aku masih tidak menghiraukan dia dan menutup jendela itu. Setelah itu, aku terus memikirkan Putri dan sesekali mengintipnya dari jendela kamarku. Akhirnya, hatiku luluh karena tak tega melihat penderitaan Putri hanya untuk meminta maaf kepadaku. Aku pun keluar dari rumah dan menjemput Putri yang basah kuyup. Putri pun aku bawa ke dalam rumah dan memberinya handuk untuk mengeringkan badannya yang basah kuyup.
Tak lama kemudian, Hujan mengguyur sangat deras sekali. Cuaca terasa sangat dingin dan aku bergegas untuk menutup jendela yang masih terbuka lebar. Saat aku menutup jendela tersebut, tak sengaja aku melihat Putri sedang kehujanan dan berdiam diri di depan jendelaku. Putri berkata “Aku akan menunggu kamu sampai kamu mau memaafkan aku.” Aku masih tidak menghiraukan dia dan menutup jendela itu. Setelah itu, aku terus memikirkan Putri dan sesekali mengintipnya dari jendela kamarku. Akhirnya, hatiku luluh karena tak tega melihat penderitaan Putri hanya untuk meminta maaf kepadaku. Aku pun keluar dari rumah dan menjemput Putri yang basah kuyup. Putri pun aku bawa ke dalam rumah dan memberinya handuk untuk mengeringkan badannya yang basah kuyup.
“Apa kamu baik-baik saja? Tentang permintaan maaf kamu itu,
aku sudah maafkan kamu!! Apa kamu benar-benar tulus mencintaiku?” ucap aku
kepada Putri. Putri menjawab “Tentu saja, aku mau menerimamu!!” Setelah itu,
aku berbincang banyak dengan putri dan mengantarnya ia pulang. Keesokan
harinya, aku bangun pagi seperti biasa. Saat aku menurunkan kakiku dari tempat
tidur, tiba-tiba seluruh badanku ini sulit untuk bergerak. Aku ketakutan dan
langsung memanggil Ibuku. Ibuku yang sama-sama panik melihat seluruh tubuhku
yang tak bisa digerakkan langsung menelepon ambulans untuk segera membawaku ke
rumah sakit. Ambulans pun datang dan membawaku ke sebuah rumah sakit terdekat
dengan ditemani ibuku.
Setibanya disana, aku langsung masuk ke dalam ruangan gawat
darurat dan diperiksa oleh beberapa dokter ahli disana. Sambil menunggu aku,
ibuku menelepon Putri untuk memberitahukan keadaan aku saat ini. Putri pun
segera menyusul ke rumah sakit. Tak lama kemudian, dokter keluar dan memanggil
Ibu dan Putri untuk berbicara di ruangannya mengenai hasil pemeriksaan aku. Aku
masih terbaring dalam sebuah ruangan..tak berdaya..seperti mayat hidup!!
Sementara itu, dalam pertemuan Ibu dan Putri dengan dokter yang memeriksaku,
Dokter berkata jika virus kanker otak dalam tubuhku sudah menyebar dengan cepat
dan merusak pada system sarafku hingga aku mengalami kelumpuhan. Dokter pun
mengatakan jika aku tak akan hidup lebih lama lagi dan mungkin bisa dihitung
hari. Padahal, saat itu dokter mengatakan aku akan bertahan hidup selama 6
bulan lagi, dan sekarang masih bulan ke-4.
Ibu dan Putri yang mengetahui hal itu tak kuasa menahan
tangis. Ibu dan Putri terlihat syok dan merenung setelah mendengar hasil itu.
“Apakah kita beritahukan saja hal ini?” Tanya Putri kepada Ibu. Ibu yang masih
terlihat syok berdiam diri sejenak. Tak lama kemudian, Ibu berbicara jika
sebaiknya kita katakan saja yang sebenarnya terjadi.
Ibu dan Putri masuk ke dalam ruangan dimana aku sedang
berbaring lemah. Ibu pun mengatakan hasil itu kepadaku. Aku yang mendengar hal
itu hanya bisa pasrah dan menangis. “Mengapa cobaan ini engkau berikan kepadaku
ya Allah?” Ucap aku dalam hati. Selama 5 hari aku dirawat dan hari-hari itu aku
ditemani oleh Putri yang setia berada disampingku. Putri adalah orang yang
tepat saat aku membutuhkan seseorang dalam kesedihanku ini.
Aku berkata kepada Putri, “Putri, maukah kamu mengabulkan permohonan terakhirku?”.
“Apa?”, jawab Putri.
“Apakah kamu mau menikah denganku? Ini adalah permohonan terakhirku yang jauh hari aku inginkan..” balas Aku.
“Jika itu yang kamu inginkan, aku siap untuk menikah denganmu!! Aku rela menikah denganmu meskipun kau akan pergi tinggalkanku selamanya…” jawab Putri.
Aku berkata kepada Putri, “Putri, maukah kamu mengabulkan permohonan terakhirku?”.
“Apa?”, jawab Putri.
“Apakah kamu mau menikah denganku? Ini adalah permohonan terakhirku yang jauh hari aku inginkan..” balas Aku.
“Jika itu yang kamu inginkan, aku siap untuk menikah denganmu!! Aku rela menikah denganmu meskipun kau akan pergi tinggalkanku selamanya…” jawab Putri.
Aku pun segera memberitahukan ibu tentang masalah ini.
Betapa senangnya karena Ibuku telah menyetujui permintaanku ini meski terlihat
iba. Keesokan harinya, kondisiku semakin parah. Detak jantungku semakin cepat
dan terasa sangat sakit. Padahal seharusnya hari ini aku bahagia karena
pernikahanku akan segera dilaksanakan.
Tak lama kemudian, Putri datang bersama keluarganya yang
akan menjadi saksi pernikahanku. Sementara itu, Ibuku sudah menunggu lama sejak
pagi tadi menemaniku. Akhirnya, pernikahan dimulai di sebuah ruangan tempat
dimana aku dirawat. Mataku berkaca-kaca, sedih bercampur bahagia saat mendengar
kata sah dari para wali dan saksi. Setelah itu, kami berdua berpelukan dengan
Putri sangat lama sekali karena saat itu, Putri tak menyangka jika aku sudah
menutup mata dengan tenang dan pergi dari kehidupan dunia ini.
Cerita ini berakhir dengan perginya aku, dan Putri berjanji
bahwa ia akan selalu mengenangku dan akan selalu tersimpan di hati yang
terdalam, cinta yang bersemi antara Aku dan Putri selamanya.
TAMAT
SAAT
TERAKHIR (ST12)
Tak pernah terpikir olehku, tak sedikitpun ku
bayangkan
Kau akan pergi tinggalkan kusendiri
Begitu sulit kubayangkan, begitu sakit ku
rasakan
Kau akan pergi tinggalkan ku sendiri
Dibawah batu nisan kini, kau tlah sandarkan
Kasih sayang kamu begitu dalam
sungguh ku tak sanggup ini terjadi karna ku sangat cinta
Inilah saat terakhirku melihat kamu,
jatuh air mataku menangis pilu
Hanya mampu ucapkan, selamat jalan kasih
Satu jam saja kutelah bisa cintai kamu kamu kamu
di hatiku
Namun bagiku melupakanmu butuh waktuku seumur hidup
Satu jam saja kutelah bisa sayangi kamu..... di hatiku
Namun bagiku melupakanmu butuh waktuku seumur hidup......di hatiku......
Untuk sahabat yang takan
pernah q lupakan...
Semoga kau tenang d’alam
sana...
By
Yhoppy Apriliansyah Hidayat (02-03-2011, 05.35am)
sedih :(
BalasHapus